Desa
Giethoorn terletak di Overijssel, Belanda. Lokasinya 1,5 jam dari Amsterdam.
Desa ini bebas kendaraan bermotor dan bahkan bisa dibilang nyaris tanpa jalan
raya.
Di desa ini, akses transportasi yang utama adalah sebuah kanal sepanjang 4 kilometer. Selain perahu, terdapat satu lagi transportasi lainnya yakni sepeda. Biasanya, para penduduk akan memakai sepeda saat pergi ke beberapa tempat atau sekedar mengunjungi tetangganya.
Di desa ini, akses transportasi yang utama adalah sebuah kanal sepanjang 4 kilometer. Selain perahu, terdapat satu lagi transportasi lainnya yakni sepeda. Biasanya, para penduduk akan memakai sepeda saat pergi ke beberapa tempat atau sekedar mengunjungi tetangganya.
Berkat
keunikan desa wisata di Belanda ini, Giethoorn sangat populer dikunjungi para
traveler dalam dan luar negeri.
2. Albarracin, Spanyol
Ingin
menikmati kota kecil dengan suasana abad pertengahan? Datang saja ke
Albarrachin di Provinsi Teruel, Spanyol.
Di desa ini, para pengunjung akan disuguhi bangunan-bangunan yang
terbuat dari material ringan yang berdiri di atas bukit. Bahkan hingga saat ini
belum diketahui ada penduduk yang membangun rumah bergaya modern.
3. Penglipuran, Indonesia
Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Bali
atau sekitar 2 jam perjalanan dari pusat Kota Denpasar. Desa ini masuk dalam
tiga desa terbersih di dunia bersama dengan Desa Giethoorn di Belanda.
Tidak berlebihan memang jika desa ini termasuk yang paling bersih. Tata letak bangunan rumah tradisional Bali terlihat berjejer rapi dan presisi. Halaman rumah juga bersih tanpa satupun sampah yang berserakan.
Suasana hijau sangat tampak, udaranya juga sejuk tanpa polusi, karena kendaraan dilarang masuk ke desa ini. Tidak ketinggalan juga bunga warna-warni dibiarkan tumbuh menghiasi jalanan desa.
Tidak berlebihan memang jika desa ini termasuk yang paling bersih. Tata letak bangunan rumah tradisional Bali terlihat berjejer rapi dan presisi. Halaman rumah juga bersih tanpa satupun sampah yang berserakan.
Suasana hijau sangat tampak, udaranya juga sejuk tanpa polusi, karena kendaraan dilarang masuk ke desa ini. Tidak ketinggalan juga bunga warna-warni dibiarkan tumbuh menghiasi jalanan desa.
4. Bibury, Inggris
Desa Bibury terletak di wilayah Gloucestershire,
Inggris. Desa mungil ini terkenal di kalangan traveler karena pesona dan
keindahannya yang mirip dengan negeri dongeng.
Rumah tradisional dari batu berderet rapi menghadap jalan setapak dan Sungai Coln. Gereja, katedral kuno, serta penginapan ditata dengan sangat cantik. Apalagi, seluruh Desa Bibury penuh bunga warna-warni begitu tiba musim semi.
Ada beberapa tempat yang jadi favorit turis di desa ini. Salah satunya adalah Arlington Row, jalan penuh deretan rumah tradisional dari batu yang menghadap Sungai Coln.
5. Reine, Norwegia
Rumah tradisional dari batu berderet rapi menghadap jalan setapak dan Sungai Coln. Gereja, katedral kuno, serta penginapan ditata dengan sangat cantik. Apalagi, seluruh Desa Bibury penuh bunga warna-warni begitu tiba musim semi.
Ada beberapa tempat yang jadi favorit turis di desa ini. Salah satunya adalah Arlington Row, jalan penuh deretan rumah tradisional dari batu yang menghadap Sungai Coln.
5. Reine, Norwegia
Desa yang terletak di Antartika ini begitu indah
dengan rumah-rumah berwarna merah dan putih. Selain itu, desa ini juga
disuguhkan oleh keindahan pegunungan salju dan penampakan Aurora atau Cahaya
Utara di malam hari. Menurut data, hanya ada 300 orang yang tinggal di desa
ini.
6. Civita di Bagnoregio, Italia
Civita di
Bagnoregio merupakan desa yang telah berdiri sejak abad pertengahan. Kota ini
dianggap sebagai kota vulkanik dan terletak di puncak menghadap canyon berangin.
Kamu akan diajak masuk melalui lorong besar yang terbuat dari batu
berusia 2.500 tahun yang lalu. Sayangnya, kota fantasi seperti ini berada dalam
bahaya karena terus-menerus terkikis, dan mungkin akan rubuh suatu hari nanti.
7. Eze, Prancis
Pemandangan
Laut Mediterania dan pesona abad pertengahan membuat desa yang berada di atas
tebing Riviera, Prancis ini menjadi populer di kalangan traveler.
Desa Eze menjadi dambaan penjajah selama berabad-abad. Pemandangan laut dari atas bukit serta koleksi kaktusnya menjadi daya tarik utama desa ini.
Desa Eze menjadi dambaan penjajah selama berabad-abad. Pemandangan laut dari atas bukit serta koleksi kaktusnya menjadi daya tarik utama desa ini.
Bangunan Chapelle de la Sainte Croix yang menjadi bangunan tertua di
desa itu juga menjadi daya tarik. Selain itu, Eze adalah salah satu tempat
favorit untuk berbulan madu.
8. Wengen, Swiss
Desa Wengen merupakan desa yang memiliki latar
belakang pegunungan Alpen. Hal inilah yang menjadikan Wengen sebagai desa
dengan alam yang sangat indah. Sudah sejak 100 tahun silam kendaraan bermotor
tidak boleh memasuki desa yang berada di Bernese Oberland, Swiss ini.
Tujuannya untuk menjaga pesona alamnya. Desa yang terletak pada ketinggian hampir 4.200 kaki ini juga menjadi pusat wisata sejak 1800-an. Setiap musim dingin, banyak wisatawan yang datang ke Wengen untuk berlibur dan bermain ski.
Tujuannya untuk menjaga pesona alamnya. Desa yang terletak pada ketinggian hampir 4.200 kaki ini juga menjadi pusat wisata sejak 1800-an. Setiap musim dingin, banyak wisatawan yang datang ke Wengen untuk berlibur dan bermain ski.
9. Hallstatt, Austria
Hallstatt
dijuluki sebagai desa paling indah dengan pemandangan danau yang menyejukkan.
Wilayah ini juga merupakan salah satu pemukiman tertua di Eropa.
Hallstatt terletak di antara Kota Graz dan Salzburg. Suasana pegunungan
dan danau yang asri dijamin bikin siapapun betah tinggal di sini.
10. Nagari Pariangan, Indonesia
Nagari Pariangan berada di Sumatera Barat, tepatnya
di lereng Gunung Marapi atau sekitar tiga jam perjalanan dari Padang. Desa ini
pernah dinobatkan jadi desa terindah di dunia lho. Gelar tersebut diberikan
oleh suatu media dari Amerika Serikat yang bernama Travel Budget.
Semua rumah di desa ini dibuat dari kayu atau bambu dengan aksesoris ala Minang yang khas. Selain itu, desa Pariangan juga memiliki suasana tenang dan udara yang sejuk karena berada di ketinggian 500 hingga 700 meter di atas permukaan laut.
Semua rumah di desa ini dibuat dari kayu atau bambu dengan aksesoris ala Minang yang khas. Selain itu, desa Pariangan juga memiliki suasana tenang dan udara yang sejuk karena berada di ketinggian 500 hingga 700 meter di atas permukaan laut.
0 Komentar